Sporty Magazine official website | Members area : Register | Sign in

Tim Nasional Indonesia

Sabtu, 15 Januari 2011

Share this history on :
Timnas Indonesia

Julukan                          : Timnas Indonesia(oleh rakyat Indonesia) Merah Putih GARUDA
Asosiasi                          : Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI)
Konfederasi                 : AFC (Asia)
Stadion Kandang      : Stadion Utama Gelora Bung Karno

Tim nasional sepak bola Indonesia memiliki kebanggaan tersendiri, menjadi tim Asia pertama yang berpartisipasi di Piala Dunia FIFA pada tahun 1938. Saat itu mereka masih membawa nama Hindia Belanda dan kalah 6-0 dari Hongaria, yang hingga kini menjadi satu-satunya pertandingan mereka di turnamen final Piala Dunia. Indonesia, meski merupakan negara dengan jumlah penduduk yang sangat besar, tidak termasuk jajaran tim-tim terkuat di AFC.
Di kancah Asia Tenggara sekalipun, Indonesia belum pernah berhasil menjadi juara Piala AFF (dulu disebut Piala Tiger). Prestasi tertinggi Indonesia hanyalah tempat kedua di tahun 2000, 2002, dan 2004, dan 2010 (dan menjadikan Indonesia negara terbanyak peraih runner-up dari seluruh negara peserta Piala AFF). Di ajang SEA Games pun Indonesia jarang meraih medali emas, yang terakhir diraih tahun 1991.
Di kancah Piala Asia, Indonesia meraih kemenangan pertama pada tahun 2004 di China setelah menaklukkan Qatar 2-1. Yang kedua diraih ketika mengalahkan Bahrain dengan skor yang sama tahun 2007, saat menjadi tuan rumah turnamen bersama Malaysia, Thailand, dan Vietnam.

Sejarah Indonesia di Piala Dunia FIFA

Indonesia pada tahun 1938 (di masa penjajahan Belanda) sempat lolos dan ikut bertanding di Piala Dunia 1938. Waktu itu Tim Indonesia di bawah nama Dutch East Indies (Hindia Belanda), peserta dari Asia yang pertama kali lolos ke Piala Dunia. Indonesia tampil mewakili zona Asia di kualifikasi grup 12. Grup kualifikasi Asia untuk Piala Dunia 1938 hanya terdiri dari 2 negara, Indonesia (Hindia Belanda) dan Jepang karena saat itu dunia sepak bola Asia memang hampir tidak ada. Namun, Indonesia akhirnya lolos ke final Piala Dunia 1938 tanpa harus menyepak bola setelah Jepang mundur dari babak kualifikasi karena sedang berperang dengan Cina.
Pada tahun 1930-an, di Indonesia berdiri tiga organisasi sepak bola berdasarkan suku bangsa, yaitu Nederlandsch Indische Voetbal Bond (NIVB)yang lalu berganti nama menjadi Nederlandsch Indische Voetbal Unie (NIVU) di tahun 1936 milik bangsa Belanda, Hwa Nan Voetbal Bond (HNVB) punya bangsa Tionghoa, dan Persatoean Sepakraga Seloeroeh Indonesia (PSSI) milik orang Indonesia. Nederlandsch Indische Voetbal Bond (NIVB) sebuah organisasi sepak bola orang-orang Belanda di Hindia Belandamenaruh hormat kepada Persatoean Sepakraga Seloeroeh Indonesia (PSSI) lantaran Soerabajasche Indonesische Voetbal Bond (SIVB)yang memakai bintang-bintang dari NIVBkalah dengan skor 2-1 lawan Voetbalbond Indonesia Jacatra (VIJ)salah satu klub anggota PSSIdalam sebuah ajang kompetisi PSSI ke III pada 1933 di Surabaya.
NIVU yang semula memandang sebelah mata PSSI akhirnya mengajak bekerjasama. Kerjasama tersebut ditandai dengan penandatanganan Gentlemen’s Agreement pada 15 Januari 1937. Pascapersetujuan perjanjian ini, berarti secara de facto dan de jure Belanda mengakui PSSI. Perjanjian itu juga menegaskan bahwa PSSI dan NIVU menjadi pucuk organisasi sepak bola di Hindia Belanda. Salah satu butir di dalam perjanjian itu juga berisi soal tim untuk dikirim ke Piala Dunia, dimana dilakukan pertandingan antara tim bentukan NIVU melawan tim bentukan PSSI sebelum diberangkatkan ke Piala Dunia (semacam seleksi tim). Tapi NIVU melanggar perjanjian dan memberangkatkan tim bentukannya. NIVU melakukan hal tersebut karena tak mau kehilangan muka, sebab PSSI pada masa itu memiliki tim yang kuat. Dalam pertandingan internasional, PSSI membuktikannya. Pada 7 Agustus 1937 tim yang beranggotakan, di antaranya Maladi, Djawad, Moestaram, Sardjan, berhasil menahan imbang 2-2 tim Nan Hwa dari Cina di Gelanggang Union, Semarang. Padahal Nan Hwa pernah menyikat kesebelasan Belanda dengan skor 4-0. Dari sini kedigdayaan tim PSSI mulai kesohor.
Atas tindakan sepihak dari NIVU ini, Soeratin, ketua PSSI yang juga aktivis gerakan nasionalisme Indonesia,sangat geram. Ia menolak memakai nama NIVU. Alasannnya, kalau NIVU diberikan hak, maka komposisi materi pemain akan dipenuhi orang-orang Belanda. Tapi FIFA mengakui NIVU sebagai perwakilan dari Hindia Belanda. Akhirnya PSSI membatalkan secara sepihak perjanjian Gentlemen’s Agreement saat Kongres di Solo pada 1938.
Maka sejarah mencatat mereka yang berangkat ke Piala Dunia Perancis 1938 mayoritas orang Belanda. Mereka yang terpilih untuk berlaga di Perancis, yaitu Bing Mo Heng (kiper), Herman Zommers, Franz Meeng, Isaac Pattiwael, Frans Pede Hukom, Hans Taihattu, Pan Hong Tjien, Jack Sammuels, Suwarte Soedermadji, Anwar Sutan, dan Achmad Nawir (kapten). Mereka diasuh oleh pelatih sekaligus ketua NIVU, Johannes Mastenbroek. Mo Heng, Nawir, Soedarmadji adalah pemain-pemain pribumi yang berhasil memperkuat kesebelasan Hindia Belanda, tetapi bertanding di bawah bendera kerajaan Nederland. [1]

   Sejarah Final Piala Dunia FIFA 1938

 Hindia-Belanda 0 – 6  Hongaria



Periode Nama Pelatih
1938 Bendera Belanda Johannes Christoffel van Mastenbroek
1951-1953 Bendera Singapura Choo Seng Quee
1954-1964 Bendera Yugoslavia Antun Pogačnik
1966-1970 Bendera Indonesia E.A. Mangindaan
1970 Bendera Indonesia Endang Witarsa
1971-1972 Bendera Turki Yusuf Balik
1972-1974 Bendera Indonesia Suwardi Arland
1974-1975 Bendera Indonesia Aang Witarsa
1975-1976 Bendera Belanda Wiel Coerver
1976-1978 Bendera Indonesia Suwardi Arland
1978-1979 Bendera Belanda Frans Van Balkom
1979-1980 Bendera Polandia Marek Janota
1980-1981 Bendera Jerman Bernd Fischer
1981-1982 Bendera Indonesia Harry Tjong
1982-1983 Bendera Indonesia Sinyo Aliandoe
1983-1984 Bendera Indonesia M. Basri, Iswadi Idris dan Abdul Kadir
1985-1987 Bendera Indonesia Bertje Matulapelwa
1987 Bendera Indonesia Sinyo Aliandoe
1987-1991 Bendera Rusia Anatoli Polosin
1991-1993 Bendera Yugoslavia Ivan Toplak
1993-1995 Bendera Italia Romano Mattè
1995-1996 Bendera Indonesia Danurwindo
1996-1997 Bendera Belanda Henk Wullems
1998 Bendera Indonesia Rusdy Bahalwan
1999 Bendera Jerman Bernard Schumm
1999-2000 Bendera Indonesia Nandar Iskandar
2000-2001 Bendera Indonesia Benny Dollo
2002-2004 Bendera Bulgaria Ivan Venkov Kolev
2004-2007 Bendera Inggris Peter Withe
2007 Bendera Bulgaria Ivan Venkov Kolev
2008-2010 Bendera Indonesia Benny Dollo
2010- Bendera Austria Alfred Riedl



















Thank you for visited me, Have a question ? Contact on : youremail@gmail.com.
Please leave your comment below. Thank you and hope you enjoyed...

1 komentar:

Ramadhan Dwi mengatakan...

Mohon Komentarnya gan....

Posting Komentar